Oppsss....aku nak sambung cerita aku minggu lepas...ramai gals yang  contact aku nak try ngan aku, don't worry....tapi aku tak suka nak  hentam keromo jer......then ramai guys yang tanya pasal Ayu...sorry  la...member dah jadi bini orang....aku tak nak kacau.....okay... 
Peach  kemudian menarik wajahku dan mencium lembut bibirku. Sesaat kemudian ia  menaikkan kedua lututnya hingga di sisi pinggangku, kedua tangannya  memeluk pinggangku. Dan sesaat kemudian tanganku bergerak membimbing  batangku.... perlahan kudorong hingga bagian kepalanya menyentuh  cipapnyaa .... kutatap wajahnya, sedang menggigit bibir. Kugoyangkan  sedikit menyibak belahan cipapnya ... ia menahan napas. Ujung kepala  batangku kini kurasa sudah berada di tempat yang tepat, kulepaskan  genggaman tanganku ... kudorong perlahan ...Kukulum mulut Peach rapat.  Mata Peach hanya terpejam-pejam dan dari kerongkonganya terdengar suara  yang tidak jelas. Ketika baru kepala batangku masuk, Peach hanya  mendelikkan matanya seakan-akan sukmanya terbang entah kemana. 
Tapi  bila kudorong untuk maju lagi, terasa seakan ada suatu selaput yang  menyekat. Aku diam sejenak, kulepas bibir Peach, aku konsentrat untuk  maju mendesak rongga cipapnya. Saat aku mendesak ke dalam, Peach  menjerit lirih, kuku-kukunya mencengkam punggungku dan kakinya mengejang  menahan sakit, hanya pelukannya padaku semakin erat. Kutekan perlahan,  seperempat dari bagian kepala batangku mulai terbenam .... ia menahan  napas .... kutekan lebih dalam lagi .... separuh dari bagian kepala  kemaluanku melesak masuk .... aku menahan napas ..... dengan lebih  bertenaga kudorong kemaluanku untuk masuk lebih dalam lagi. Achhh !  Terdengar rintihannya ketika seluruh kepala kemaluanku sudah terbenam  kedalam liang hangat cipapnya. 
Kuhela perlahan napasku, begitu  ketatnya kurasakan ujung kemaluanku terjepit di dalam kemaluannya.  Kukecup bibirnya, ia membalas dengan penuh nikmat, wajahnya semakin  berkeringat. Beberapa saat kami terdiam dalam keadaan itu .... menikmati  bagian awal dari gelombang lautan kenikmatan yang sedang menanti.  Kemudian kurasakan tangannya meramas punggungku, bergerak turun ke bawah  hingga berada di bontotku dan menekannya perlahan. Kutahu maksudnya,  kutekan perlahan batangku .... ahhh ... kembali ia mendesah ....  perlahan .... teramat perlahan namun tanpa menghentikannya .... kudorong  batangku untuk terus maju .... sedikit demi sedikit batangku masuk  menerobos liang cipapnya yang sudah basah kuyup itu .... teramat  perlahan ... hingga akhirnya tak dapat maju lagi, hampir seluruh  batangku terbenam sudah, mungkin hanya terlebih setengah inci berada di  luar. Kurasakan betapa ketatnya lubang cipapnya mencengkam batangku 
Peach  merintih .... kurasakan batangku berdenyut-denyut. Kudengar dia  merintih lagi, batangku semakin bergetar-getar, dia pun semakin  merintih. Kutarik dengan perlahan batangku hingga tinggal bagian  kepalanya yang masih tertinggal .... kutekan masuk kembali hingga  terbenam keseluruhannya .... kutarik kembali .... kubenamkan lagi ...  demikian seterusnya secara perlahan-lahan. Dari wajahnya , sebagaimana  diriku, kulihat ia betul-betul menikmati setiap inci dari batangku yang  keluar masuk menelusuri liang cipapnya perlahan-lahan. Kukayuh batangku  dalam rentak yang sama, perlahan-lahan. Rintihan perlahan dari mulutnya  semakin lama semakin mengasyikkan gerak keluar masuk batangku. Kedua  tangannya mula bergerak naik dari bontot ke belakangku. 
Peluh  mula membasahi tubuh kami, wajah Peach semakin memerah, kedua matanya  setengah terpejam, bibirnya sebentar merekah ... sebentar kemudian  mengatup dan menggigit bibir ... merintih .... mendesah ... Luar biasa !  Betapa indahnya pemandangan dari wajah seorang wanita yang sedang  berpacu menuju ke puncak kenikmatan. Dengan tanpa menghentikan kayuhan  batangku, kuatur kembali nafasku untuk meredakan tanda-tanda dari bagian  bawah yang mula terasa. 
Kutarik batangku hingga hampir  terlepas, mungkin hanya tinggal setengah dari bagian kepalanya yang  masih terbenam. Kutekan masuk lagi, kuhentikan hingga hanya bagian  kepalanya yang masuk. Kutarik kembali seperti semula .... kutekan lagi  ...perlahan .... hanya bagian kepala dari batangku yang keluar masuk  .... kupercepat sedikit ... lebih cepat lagi ... hingga menimbulkan  suara kecipak yang serentak dengan rintihan-rintihan Peach. Begitu  nikmatnya kurasakan kepala batangku seolah diramas-ramas oleh cipapnya  Kedua tangannya meramas-ramas rambutku, bahuku, menyelinap ke bawah dan  kemudian mencengkam otot dadaku. Tubuhnya mulai menggelinjang kesana  sini, pinggangnya bergerak-gerak ke kanan, ke kiri, memutar, tak  beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah ingin kembali  membenamkan seluruh batangku .... kuimbangi dengan lebih menaikkan  bagian bawah tubuhku .... kupertahankan kecepatan rentak keluar masukn  batangku .... suara kecipak akibat gesekan kami berdua semakin terdengar  .... pinggangnya semakin terangkat, pada saat itulah kuselipkan tangan  kiriku ke bawah bontotnya, serentak itu pula Peach mengangkat dan  melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku. Kuhujamkan batangku masuk  hingga terhenti dan terbenam seluruhnya, Peach memekik lirih ....  kutekan lebih kuat lagi dan kutarik ke atas pantatnya, hingga kurasakan  hujung batangku menyentuh dasar paling dalam cipapnya. 
Kubenam  mukaku pada lehernya,Peach memeluk erat leherku, beberapa saat kami  terdiam dalam keadaan seperti itu. Kemudian ku gesek-gesek hujung  batangku dengan dsar cipapnyaa ... tubuhnya menggeliat .... dari  mulutnya terdengar erangan .... tak lama kemudian kurasakan  dinding-dinding liang cipapnya mengemut kuat, satu tanda yang amat  kukenal. Kuangkat kepalaku untuk menatap wajahnya. Wajahnya mendongak ke  atas, kedua bola matanya sudah terbalik ke atas, mulutnya setengah  terbuka memperlihatkan hujung lidahnya yang bergerak-gerak perlahan,  kulit wajahnya yang putih itu sudah berubah merah padam. Seperti yang  sudah kuduga, ia sudah berada di depan pintu gelombang orgasme yang  dinanti-nantinya. 
Kutarik perlahan batangku untuk keluar, pantas  Peach mencengkam belakang pahaku untuk menahan gerakanku. Kuteruskan  gerakan batangku hingga tinggal bagian kepalanya yang terbenam ....  perlahan kusorong kembali .... kutarik kembali ... kusorong lagi ....  keluar masuk perlahan-lahan ... kukerahkan tenagaku untuk menahan  cengkaman tangannya yang semakin terasa menahan pahaku .... kemutan  liang cipapnya semakin terasa .... terdengar jeritan keras keluar dari  mulutnya yang terbuka disertai kemutan yang sangat hebat dari liang  cipapnya .... kepalanya terangkat ke atas .... kuteruskan gerakan keluar  masuk batangku secara perlahan-lahan .... kembali ia menjerit ....  kembali kurasakan kemutan yang berturut-turut dalam liang cipapnya ....  kepalanya semakin terangkat ke atas, tubuhnya melengkung ke depan,  keselipkan tanganku ke bawah tubuhnya dan menopang kepalanya ....  kugerakan terus batang kemaluanku secara perlahan-lahan ... kujaga  gelombang kenikmatan yang sedang melanda dirinya selama mungkin ....  dinding cipapnya terus menerus mengemut .... jeritan dan rintihan silih  berganti terdengar dari mulutnya .... seluruh bagian batangku bagai  diramas-ramas dan dikocok-kocok perlahan-lahan .... aduh nikmatnya ....,  seluruh otot ditubuhku meregang .... kuhujamkan dan kubenamkan seluruh  batangku sedalam-dalamnya .... kurengkuh bontotnya serapat yang boleh  .... Peach menyambut dengan menarik tubuh dan leherku sekuat-kuatnya  dengan kedua tangannya ... tubuh kami yang sudah basah kuyup dengan  peluh kini lengket dan bersatu .... batangku bergetar dan  berdenyut-denyut disambut dengan kemutan otot cipapnya ....  jeritan-jeritan kenikmatannya semakin menjadi-jadi .... dinding cipapnya  terus menerus mengocok dan menghisap batangku .... sesuatu bergerak  mendesak dari dasarku .... bergerak naik ke atas melewati batangku ....  dan akhirnya batangku bergetar hebat ....Peach menjerit-jerit histeria  .... dan .... bagaikan air bah lahar kenikmatan menyembur-nyembur ....  Peach menggigit bahuku sekuat-kuatnya..... 
Akhirnya kejantananku  luluh oleh kelembutan kewanitaannya. Kami sama-sama terdiam dalam  dakapan masing-masing. Peach terbaring lemas, aku juga lemas tapi  batangku belum sepenuhnya merunduk. Ketika aku menggerakkan badanku  untuk merenggangkan badanku darinya, batangku mengeras kembali. Ternyata  aku masih ingin kembali mengulangi sensasi tadi. 
Malam itu kami bersama beberapa kali lagi. Kebetulan besoknya adalah hari minggu. Bermacam teknik berasmara kuajar Peach. 
Sejak hari itu aku selalu main dengan Peach bila ada peluang. Well , she's a good partner. Hey, she calls me..see ya guys. 
Nukilan